Sang Musafir ini adalah pengejawantahan jiwa yang mengembara menemui insan-insan kehidupan yang terasing karena takdir dan perputaran waktu. Ia bukan kelana yang memanjakan hasrat bertualang, tapi musafir yang ingin melihat kejadian dan warna-warna pesona alam, serta menafsirkan segala hakikatnya secara arif dan khas Gibran.
Menggarap satuan kecil semisal tradisi kampung atau kehidupan rumah tangga, Raudal Tanjung Banua menjalankan siasat naratif yang jitu dalam menghadapi realitas yang besar. Anasir kecil seperti pisau atau parang, menjadi pusat tersembunyi dari pengisahan; begitu konsistennya anasir itu tergarap, sehingga ia bisa bermakna sebagai kelamin lelaki atau bayangan lelaki, yang merangsang konflik di baw…